Dofollow

Sabtu, 28 September 2013

AYO SELAMATKAN SATWA LANGKA SUMATERA

ayo selamatkan gajah


Secara pragmatis, hampir semua satwa liar besar di dunia yang sekarang masih tetap bertahan hidup sedang berada dibawah tekanan berat yang mengancam kelangsungan hidupnya.

Kepunahan suatu jenis mamalia spektakuler, seperti gajah, orangutan, Harimau sumatera, Badak dan berbagai jenis satwa dilindungi lainnya sebagai akibat pesatnya pertambahan jumlah penduduk, dengan gaya hidup yang lebih konsumtif dengan permintaan akan lahan dan sumberdaya yang tidak pernah terpuaskan, telah mengurangi daerah jelajah dan mengambil alih serta menghancurkan habitat yang ada, tak heran bahkan menjadikannya sasaran perburuan, hanya karena nilai jual dan kepentingan individu.

Ada beberapa alasan mengapa perlu ada upaya penyelamatan satwa-satwa langka menjadi sangat penting, Gajah, Harimau Sumatera, Orangutan dan lain sebagainya. Sebagai satwa liar yang statusnya dilindungi pada kenyataannya terus terdesak hingga terancam kepunahan. beberapa satwa ini seperti Gajah dan Harimau Sumatera, sekarang merupakan jenis yang hampir saja jarang kita temui “terncam punah”.

Kepunahannya dikhawatirkan akan terjadi dalam dua atau tiga dekade yang akan datang, terutama jika tidak ada tindakan pencegahan yang efektif. Kedua, perburuan liar terhadap Gajah Sumatera untuk diperdagangkan masih terus berlangsung karena lemahnya penegakan hukum. Sementara sisa kawasan yang seharusnya dilindungi untuk kepentingan konservasi masih belum efektif melindungi Gajah Sumatera yang persyaratan kebutuhan hidupnya tergolong rumit.

Ketiga, banyak orang tidak menyadari bahwa kegandrungan pada pola hidup yang semakin konsumtif sangat mempengaruhi keutuhan hutan rimba, yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan kematian bagi satwa dilindungi.

Keempat, Hanya sedikit orang yang serius memperhatikan konservasi alam, apalagi memodifikasi keputusan-keputusan mereka sesuai dengan pengetahuan tentang ekologi suatu makhluk yang sudah dikenalnya, sehingga mereka bisa bertahan hidup.

Mencermati kekhawatiran terhadap ancaman kelestarian Gajah di Sumatera salah khususnya di PLG Seblat Bengkulu - yang sudah diambang kepunahan, akibat dari perburuan maka perlu melakukan investigasi dan monitoring perdagangan Organ Gajah Sumater.

Selain itu yang paling mendasar adalah mendesak Departemen terkait untuk menghentikan ekspansi perkebunan sawit dengan skala yang telah merambah bahkan memasuki wilayah konservasi. Perkebunan sawit di Bengkulu jelas jelas telah mengancam keberlansungan dan keberadaan kawasan PLG Seblat sebagai salah satu kawasan Gajah di Bengkulu.

download
Kali ini saya akan share tools yang berfungsi untuk mengaktifkan Windows XP, yaitu Aktivator Windows XP SP2 - SP3. Saya mendapatkan tool ini karena komputer saya tidak genuine karena diupdate. Setelah beberapa hari, akhirnya saya menemukan tools ini. 
Penggunaan Aktivator Windows XP SP2 - SP3 ini juga sangat mudah, hanya satu kali klik pada program dan klik "Yes" Windows XP anda akan genuine.  Download Disini

MENGAPA TAK MAU BERSYUKUR ???

salam indonesia
Salah satu altikel menarik dari eramuslim dot com yang berjudul "Hai Indonesia, Mengapa Tak Mau Bersyukur?".. 
Ternyata masih banyak sekali orang yang malu mengaku orang Indonesia, Indonesia masih saja susah untuk dibanggakan, padahal Indonesia adalah negara besar, mau apa saja ada di Indonesia, terutama Sumber Daya Alamnya(SDA). begitu juga wilayahnya. begitu luas, sehingga seandainya Indonesia mau melebarkan wilayahnya di Laut Jawa dan membuat Laut Jawa itu menjadi daratan, misalnya, tak ada negara  manapun yang protes, karena itu memang masih wilayah Indonesia.
Bandingkan dengan negara-negara kecil di Eropa Tengah atau Eropa Barat, mereka “tak berkutik” untuk dapat memperluas negara mereka masing-masing, ke mana-mana, baik ke Utara, ke Selatan, ke Timur atau ke Barat sudah mentok semuanya, terutama seperti negara Swiss, Monaco dan lain-lain. Kalau di Asia Tenggara negara semacam itu di alami oleh Laos, kemana-mana “kepentok” negara lain, bahkan Laos tak punya laut, kasihan deh lo!
Nah Indonesia yang begitu besar dan punya beberapa selat yang bisa menghubungan satu pulau dengan pulau yang lainnya, seperti selat Sunda, selat Bali, selat Lombok, selat Makassar dan lain sebagainya, jika mau dibuat jembatan diantara pulau tersebut, tak ada yang marah, tak ada yang menggubris, karena semua itu memang masih wilayah Indonesia. Jadi dari sisi selat saja kita sudah kaya, dari sisi laut apa lagi, jadi apa yang kurang? Tapi mengapa Indonesia masih saja dikecilkan oleh bangsanya sendiri? Masih saja kebanyakan orang Indonesia tak mau bersyukur.
Satu lagi, di Indonesia tak kenal empat musim, bayangkan kalau sudah susah dan tiba di  musim dingin, yang suhunya bisa mencapai minus tiga puluh derajat celcius. Sudah rumah dari bilik atau tembok yang permanen, tapi bila suhunya seekstrem itu, mana bisa hidup? Maka alhamdulilah Indonesia letaknya di khatulistiwa yang hanya mengenal dua musim, musim panas dan musim hujan saja. Lalu mengapa bangsa Indonesia kebanyakan masih saja tak mau bersyukur? Ternyata ada beberapa sebab, antara lain:
Pertama, Indonesia dikenal salah satu negara yang “jagoan” dalam hal korupsi, diakui atau tidak, ini menyebabkan bangsa Indonesia malu, padahal yang korupsi dibandingakn yang tidak korupsi atau orang yang jahatnya dibanding orang baiknya, jelas masih banyak yang tidak korupsi dan masih lebih banyak orang baiknya!
Pejabat yang tidak korupsi jelas lebih banyak ketimbang pejabat yang korupsi, ini nyata, tapi karena yang diberitakan adalah yang korupsi terus menerus, maka mau tak mau Indonesia akhirnya dikenal sebagai negara korup, hingga yang tak korupsipun menjadi malu dibuatnya dan akhirnya malu menjadi orang Indonesia. Kalau yang korupsi sih memang sudah tak tahu malu, kalau malu pasti mereka tak korupsi!
Kedua, banyak Politikus yang berusaha menggapai sebuah jabatan bukan dengan cara yang halal, yang sering terjadi adalah “money politics” Susah dibuktikan, karena memang tak ada kwitansinya, Ada tapi seperti tak ada, maaf, seperti orang kentut, baunya ada, tapi susah membuktikannya, karena  memang tak  ada yang akan mengakuinya.
Kata orang” kalau maling ngaku, penjara penuh! Loh tidak mengaku saja sudah penuh itu penjara, apa lagi kalau maling atau para koruptor pada mengakui kejahatannya, lembaga-lembaga kemasyarakatan kekurangan tempat! Dan ini bahaya, kalau memang terjadi demikian. Kita mestinya bersyukur kalau lembaga pemasyarakatan itu kosong, itu berarti makin banyak orang baik atau orang jahatnya berkurang. Dan dana negara untuk mengurusi para penjahat itu bisa digunakan untuk hal-hal lainnya.
Jangan lupa, semakin banyak penjahat yang masuk penjara, semakin tinggi costnya, makin tinggi dana yang dikeluarkan oleh negara untuk memperbaiki akhlak mereka. Mengapa tinggi? Silahkan dihitung, misalnya satu juta saja orang yang dipenjara, kalikan dengan dana makanannya setiap hari yang harus diberikan, kali tiga,  dan itu gratis. Jadi semakin lama penjahat masuk penjara, sebenarnya dana negara juga semakin banyak yang terkuras. Jadi semakin baik akhlak orang Indonesia, sebenarnya sudah membantu pemerintah atau Negara!
Ketiga, acakadulnya penanganan penjahat berkerah putih, yang kelas teri sih banyak yang ketangkap sudah, tapi kelas kakapnya baik kasus di Bank century, BLBI, kasus kakapnya “Jayus-jayus” yang lainnya susah dilacak atau mentok sampai kelas teri saja, jadi kelas “kakapnya” atau kelas “pausnya” tak terjangkau hukum. Apa lagi kalau kelas yang begini menyangkut di lingkaran “pusat” atau “ring satu” susahnya bukan main, sudah dibahas panjang lebar di DPR dan lain sebagainya, sampai “mulutnya pada berbusa-busa” tetap saja kasus-kasus tersebut “tak terjangkau”, begitu juga di acara di TV yang menayangkan debat, hanya semacam”debat kusir” yang tak merubah apa-apa, hanya enak buat ditonton, tapi bisa memecahkan masalahnya.
Repot memang, tapi ini nyata dihadapan masyarakat dan sudah menjadi rahasia umum. Mereka yang sudah kabur ke luar negeri dengan hasil kejahatannya susah untuk dikembalikan, seperti kasusnya buronoan yang kabur ke Australia, sampai sang buronan mati di tempat pelariannya dana hasil kejahatannya tak bisa ditarik kembali oleh pemerintah, padahal Australia adalah negara tetangga, tapi tetangga yang satu ini memang suka bikin pusing! Tapi dibidang lainnya tentangga yang satu ini cukup baik, terutma did lam beinag pendidikan, yang mengeluarkan program beasiswa.
Keempat, jarangnya prestasi olahraga, terutama sepak bola yang menjadi tontonan “sejuta ummat”, kalau sudah bicara olahraga, entah apa saja namanya, selalu saja kalah! Kebanyakan kalahnya, walau yang menang satu dua ada juga, terutama di bulutangkis, bahkan kejayaan Bulutangkis di jamannya Rudi Hartono, sang juara All England 7 kali berturut-turut tak pernah lagi bisa di ulang, itu hanya menjadi kenangan sejarah.
Cabang olahraga lain, bolehlah kalah, karena penggemar tak sebanding dengan sepakbola yang menjadi totonan olahraga “sejuta ummat” di Indonesia, nah ini saya saksikan sendiri, ketika ada satu pertandingan yang Indonesia tak pernah ikut, karena liga Eropa atau Liga Champion, tapi penontonnya tak kurang-kurang, TV Indonesia selalu saja menyiarkannya dan laku! Padahal pada saat yang sama TV-TV di Rusia tak menyiarkan pertandingan langsung acara tersebut, tak satupun menyiarkan, hanya disiarkan pertandingan ulang!
Kalau dicari factor lainnya banyak, tapi cukup empat itu saja yang membuat orang Indonesia kebanyak malu menjadi orang Indonesia. Padahal dalam sisi lainnya, Indonesia itu kaya, bahkan boleh dibilang Indonesia itu syurga yang menetes ke bumi! Apa saja ada dan  tersedia, buah-buahan dan sayur-sayuran melimpah dan berbagai jenis ada, lalu apa yang kurang?
Lalu mengapa tidak juga mau bersyukur? Sampai-sampai Tuhan menantang: Nikmat Tuhan mana lagi yang kau mau dustakan? Silahkan baca surat Ar  Rakhman, surat ke 55: Tuhan tidak kurang dari 31 kali mengulang ayat yang sama dalam satu surat saja! “ Maka nikmat Tuhanmu yang  manakah yang kamu dustakan?
Masihkah malu menjadi orang Indonesia? Masihkan tak mau bersyukur menjadi orang Indonesia yang semuanya ada, jika mau digali? Sumber Daya Alam(SDA) yang melimpah tak habis-habisnya buat digali, begitu banyak, begitu kaya, begitu banyak tersedia dan masih banyak sekali belum tergarap, hutan di Kalimantan dan di Papua sampai saat ini belum maksimal dimanfaatkan.
Tanah yang subur, yang membuat iri negara-negara di Afrika! Tanah yang subur, yang tongkat dan batu jadi tanaman, mau nanam apa saja disegala musim tumbuh dan bisa menghijau, tak perlu tanaman tersebut sampai membeku dan mati sampai kurang lebih enam bulan seperti di Rusia,  saat musim gugur dan saat musim dingin tiba, jangankan buah, daunnya saja tak ada!
Coba itu, di Indonesia sepanjang tahun buah-buahan silih berganti, ada dan selalu ada, pohonpun terus menerus hijau sepanjang tahun. Matahari tiap hari ada, sepanjang tahun, di Rusia di musim dingin, paling tidak tiga bulan penuh tak ada matahari yang muncul. Masihkah kurang wahai bangsa Indonesia? Apa lagi yang mau kau dustakan? Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang mau kamu dustakan? Masihkah tak mau bersyukur? Bila iya, pantas saja azab Tuhan selalu datang pada bangsa ini!

indigenous culture "Looking at the process of birth rituals : Mbin Muneun (khitanan)"


Geographically the Rejang tribe live along the slopes of the hill lines and physically in the eastern part of Bengkulu province, villages where the so-called ‘sadei’ line up along the Aliran Sungai Hulu Ketahun. In the history of Rejang this area once changed its name, previously being known as Lebong which in the local language means a gathering place. Prior to being named Lebong this area was also called Renah Sekalawi, Pinang Belapis and Kutai Belek Tebo.
As an indigenous community they believe in a force outside that of human beings, manifested as a belief in both the power of visible nature and a power in nature that is mysterious and unseen. This belief is tightly entwined with Rejang culture which until now continues to apply it in the form of wisdom called adat rian ca’o. Although admittedly there has been some loss of culture and outside cultures have coloured the development of some of the wisdom. This has been especially so with the entry of Islam.
An example of this local wisdom where the belief in the mysterious is inherent in Rejang culture is  a ritual that takes place after the birth of a baby,  known as mbin cupik moi muneau. In this ritual the newborn baby is taken to the public bathing place. Important values that can be taken from this ritual are the early introduction of the baby to nature along with the introduction of the baby to creatures believed to be guardians of water (semat medek ilia, dung/ular, ke’it, gulung kasua, kebeu biyoa, sebei beleket) These are kinds of guardians of water that are believed to cause harm to people who in their life will very much depend on the source of the spring. And the process of this ritual is in the form of a petition that the baby from that day can be safe and more intimate with water.
There are several processes that must be prepared in this ritual. First, usually the family that will do the ritual hold a family conference (basen asuak basuak, basen sesanok) where they will discuss what needs to be prepared and divide the roles before beginning the ritual. After an agreement is reached the larger community will be involved, conducting Berasan Kutai (basen kutai), in this part,  the symbolic ritual or celebration that will be performed is no longer a family ritual/celebration but is now a community ritual and consequently all the citizens in the community will be involved in bringing about the success of the ritual.
In a basen kutai there are several things which are usually agreed on, among others;
  1. Agreement on the day to set up the kemujung (place for having the reception, setting up the  kemujung is done with mutual cooperation including when getting the material for the kemujung like bamboo, roots and wood, and the ingredients for food especially spices)
  2. Agreement on the aqiqah (cooking) day for the needs of the village feast, usually several sheep are slaughtered by the imam or local religious leader.
  3. 3.      Day to bring the baby to the water/ mbin cupik moi muneun
  4. Day of the village reception
  5. Agreement on the day to dismantle the kemujung.
On the day that the baby will be brought to the water, some materials needed for this ritual have been prepared, including a roll of betel (iben meson, iben mateak), cigarettes made from palm leaves, substance to sprinkle the baby (guik minyok),  incense, black cloth, white bowls filled with a certain leaf (setabea), broom sticks made from sticks tied with green coconut yarn dyed in three-colours accompanied by several kinds of leaves that are thought to be a protector against mysterious creatures and mats made from pandanus leaves. In addition to these things several other materials are also prepared which will be used when bathing the baby, such as hazelnut, saffron, also a disposable dagger blade, coins, embers from wood/putung opoi, nine kinds of flowers, lemon/lemeo langgia, tears, a pestle/kelicung and container for bathing the baby/reseng. Other than this food is prepared, usually local Rejang cakes (bajik, lemang/benik, Apam cakes/sabai, and serawo made from glutinous rice flavoured with coconut mixed with palm sugar).
There are several parties involved in this ritual especially when carrying the baby and some of the materials to the place where the baby will be bathed. Male shamans usually carry the green coconut sticks that have been tied with a black cloth, and also perform the duty of bringing the incense, and a midwife, usually a women, is in charge of bringing the baby. The baby is cradled by a child ( a baby boy is brought by a boy and a baby girl is brought by a girl). Young men and women wearing traditional clothes also help bring the baby, as well as ulubalang carrying spears, sword and dagger. Both parents and several elders of the community/village and children usually crowd around in the ritual of bringing the baby to the bathing place.
Upon arrival at the bathing place the shaman arranges the things that have been brought and burns incense that has been prepared expressing a farewell request to not only the ancestoral spirits of the community but a request to the mysterious guardian that the bathing ritual will be performed for. This process is call kedurai. The shamam then releases words of praise as follows.
‘hai sepanjang hidung, hai sepajang hidung, hai sepanjang hidung, dio uku madep kumu, kumu do tekadeak temungau biyoa, kemuaso biyoa, temungau tang aai, kumu kulo do jemago lot ngen ai tang aai, uku medeu kumu bae ngami, asep kemenyenku melayang, belas kemunik uku mamua, awei o kulu adat bahasoku ngenkumu, dio ade iben ngen rokok, awei o kulu pembuk pangen kumu berupo sabai, baso uku menok kedeu kumu yo, uku lok madea keturuak, baso bilai yo bilai baik bulen betuweak, keme mi’ing anok keme di betegen ….(nama bayi) moi muneun, penan dik kenuaso kumu, ujud maksud keme mbin si moi muneun yo, dio keme melei namen made keturuak magea kumu dik tekadeak penguaso biyoa, kemuaso lubuk, dik temungau lubuk, temungau tebing, waei o kuo magea kumu do temungau kiyeu, keme teko magea kumu yo, lok minget supeak semanyo janjai setio kumu mena’o, amen keme melei pemuk pangen kumu mako kumu coa buliak, keniayo magea umat manusio, neak bilai yo keme magiak pemuk pangen kumu kiro ne kumu dapet temimo ngen kumu temimo pembuk pangen yo mako kumu, coa buliak kemniayo magea anok keme do betegen…… (nama bayi), amen kiro ne si telonok waktaumendai tulung kumu mbiding ne, amensi tendem tulung kumu cemungas ne, amen si ade saleak pemiling, saleak pengenea, mneakkumu tema’ok senapo si, mbeak kulo kumu temawe. Dio ba kecek do perlu uku semapei, dio uku magiak pembuk kumu.
At the end of this speech the shaman then throws the Apam cakes/sabai in the direction of the water where the cakes then floats and the green coconut stick is caught at the edge of the water. The container for bathing the baby by sidukun is filled with water mixed with nine types of flowers and coals that have been extinguished. The coins are put at the bottom of the container and then the female midwife bathes the baby here. Prayers and incantations are expressed by the midwife, in particular a spell so that the baby will not be struck by certain illnesses like skin disease and some common diseases that generally affect babies.  After being bathed the baby is sprinkled with setepung setawar which has been prepared in advance. They then go home leaving all the materials which were brought at the bathing place.
Once at home while going up the stairs the baby’s mother must step over coco that has been burnt. Once inside the baby’s mother is obliged to wash the hands of the midwife with water that has been prepared in a white bowl shaped container and given soap, money, cloth, (keracok matea) as a way to say thank you to the midwife and also to the male shaman who helped in the birth process of bringing the baby out of the house/mbin moi muneun. The final ritual by the shamen is to carry the baby while saying, ‘bismillah hirahman nirrahim, aluhumma sali allla muhamad wa alai muhammat (as much as three times) dio cupik keme, coa si gering keno panes, coa telep kenu ujen, cupik keme teko ne kundei awing-awang, cupik keme teko ne kundei tebo lekat sapei bulen penuak hu…..cupik keme’
After all the processes of washing the baby have been done, the village holds a banquet.  One of the activities of the banquet is cutting the baby’s hair which is accompanied by lapas shalawatan, religious figures.  This process is call persanji or marhaban, and is a blend of custom and religion. The baby is carried by children and the scissors that will be used for cutting the baby’s hair are dipped in young green coconut which has ben decorated previously and perfumed. The baby is brought around  the line of people who release persanji/marhaban. When cutting the hair several elders of the village/community usually say an incantation or prayer for the safety of the baby. After all the people present have cut the baby’s hair then a feast is held served by helpers. The last of all the rituals is to take down the kemujung  that has been put together with mutual cooperation. It is also taken apart with mutual cooperation. There is an interesting thing that happens in this process when the baby’s armpits are bathed. No matter how cold the water that is used for bathing the baby, it won’t cry and it is believed also that after the baby goes through the process of mbin muneun then it is very rare for it to be struck by illness until adulthood or aqil baliq. There is not yet any explanation for this. This paper was written based on the writer’s experience when performing mbin cupik moi muneun for the writer’s first child who in the ritual of this old custom was given the name Bdikar Anumtiko Ling Kricas and findings in the field with the people of the Jurukalang clan.

Jumat, 27 September 2013

defenisi dan pengertian rumah adat daerah

   
Rumah adat atau yang biasa di kenal dengan rumah tradisional merupakan pencitraan dari ragam suku bangsa yang ada baik di indonesia maupun di seluruh dunia, rumah adat sering kali kita jumpai di balai-balai kota atau daerah-daerah yang masih memegang teguh adat istiadat daerah setempat. setiap lekuk dan bentuk dari bangunan rumah adat mempunayi makna dan arti tersendiri atau biasa di sebut dengan perlambang. pada zaman dahulu rumah adat di huna oleh para penduduk, namun lain halnya pada zaman sekarang, rumah adat biasanya digunakan untuk pertemuan yang sifatnya membahas hukum perdata atau hukum adat.

Rumah Adat merupakan Bangunan rumah yang mencirikan atau khas bangunan suatu daerah di Indonesia yang melambangkan kebudayaan dan ciri khas masyarakat setempat.Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya, beneraka ragam bahasa dan suku dari sabang ampai merauke sehingga Indonesia memiliki banyak koleksi rumah adat.
 
Hingga saat ini masih banyak suku atau Daerah-daerah di indonesia yang masih mempertahankan rumah adat sebagai usaha untuk memelihara nilai – nilai budaya yang kian tergeser oleh budaya modernisasi. Biasanya rumah adat tertentu dijadikan sebagai auala (tempat pertemuan), musium atau dibiarkan begitu saja sebagai obyek wisata.
Bentuk dan arsitektur rumah-rumah adat di indonesia masing-masing daerah memiliki bentuk dan arsitektur berbeda sesuai dengan nuansa adat setempat.Rumah adat pada umumnya dihiasi ukiran-ukiran indah, pada jaman dulu, rumah adat yang tampak paling indah biasa dimiliki para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli dibidangnya, Banyak rumah-rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.
1. rumah gadang / minang kabau adat padang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMV3IvnY9LvWDScKrkL5gJRv3SbPmaYKonvIlFpn5xEeVbCKlTlr8AljXd51oNYf7Hby0RWAGFg4mmotM4_oqEpmZHSjn7fOzsBu-yV8u0PkTE2vLaQBtqih_hAmMSoIqeodMYMZrx5-8/s1600/pagaruyung_palace.jpg 
2. rumah adat  krong bade nagroh aceh darussalam (NAD)
 
3. rumah bolon adat sumatera utara
4. rumah rakyat provinsi bengkulu
di atas adalah 4 gambar dari 33 rumah adat yang ada di indonesia. masih terdapat banyak adat istiadat yang ada pada negeri yang tercinta ini,,,HHMMMM,,, bangga donk jadi warga negara indonesia.

Seni Bersyukur dan Seni Berkomunikasi

Belum sempat Pak Jokomeletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuahsurat tergeletak di atas meja.

Di sebuah amplop tertulis “Untuk ayah tersayang”

Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknyadari Elin anak gadisnya. Ada apa ?
Kalimat pertama padasurat itu sudah mengguncang hatinya;
 
Ayah tersayang, jika ayahmembaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah.
Sekalipun berat Pak Joko melanjutkan bacaan kata demi kata.

Ayah, aku telah menemukanpria yang akan jadi calon Pendampingiku selamanya.
Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 43 tahunmasih tetap muda.

Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayahjuga akan menyukainya.

Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknyayang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalamhatinya ia adalah orang baik.

Ia sangat sayang padaku, dan aku akan kost tidak jauh dari rumahnya....Ohyach....ayah tidak usah kuatir tentang kehidupanku, Aku akan bekerja di sebuahtoko swalayan yang kebetulan pemiliknya adalah teman dari kekasihku ini. 
Ayah jangan bersedihkarena aku bahagia dengan kehidupan seperti ini, Usiaku sudah 18 tahun.....jadiaku bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.....percayalah...ayah, aku bisamenjaga diri.

Nanti bila waktunya tibaaku akan datang bersama kekasihku untuk mohon restu kepada ayah agar dapatmenikahkan kami.

Tanpa sadar, air matasang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu.
Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini ?
Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

Tangan sang ayahbergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu.
Kali ini isinya jauh berbeda.

Ayah sayang,

Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi.
Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi padaanak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian.

Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah?

Ayah bahagia bukan, dan tidak ingin tidak menghancurkan diriku seperti itu?
Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkandaripada mempunyai anak seperti itu.

Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya.
Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani.

Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya.
Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumahsebelah, aku tunggu yah?

Love you Daddy.

“Eliiiiiiiiin……….!” PakJoko berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik
habis anaknya yang‘keterlaluan’ itu.
Lega rasanya hati PakJoko. Konyol tapi melegakan.

Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hatiPak Joko justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya.
Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

Sebenarnya Elin hanyaingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuatmasalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yangmungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Ini sebenarnya adalahseni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri.
Kalau Anda inginbersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkankesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami. Dengan demikian kita bisamenghindari diri dari stres atau kegalauan yang berkepanjangan.
Masalah kekecewaan hatiatau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebihkarena penerimaan hati.

Orang yang tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI sedangkanORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.
Kita bisa melihat anakkampung bahagia main layang layang yang 1 set berharga tidak lebih dari Rp 5000.

Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawatremore control seharga 5 juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka dengan yangmodel baru seharga 15 juta.
Ada anak kaya yangngambek pada orang tuanya karena link internet putus satu hari karena lupabayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29hari sebelumnya.
Memang apa yang dilakukanElin pada Ayahnya Pak Joko agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentangbagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya.


sumber : dari blog pak agus...^_^

download rainmeter " cara mempercantik tampilan windows " gratis




Rainmeter adalah aplikasi untuk memonitor proses (system) windows di desktop seperti Task manager,beban CPU, penggunaan memori, ruang disk, lalu lintas jaringan tapi lebih atraktif. Dilengkapi dengan berbagai skin yang keren dan pemakaian memory yang cukup ringan
Rainmeter memberikan informasi yang anda butuhkan dalam sekejap. Dengan Aplikasi ini anda dapat mengawasi kondisi computer/laptop anda secara cepat, seperti waktu,tanggal dan hari, memori dan daya tahan baterai, atau data stream online Anda, termasuk email, RSS feed, dan prakiraan cuaca. Kebanyakan skin mempunyai fungsi yang menarik. Bahkan anda dapat merekam catatan Anda dan to-do list, menjalankan aplikasi favorit Anda, dan mengirim tweets Anda ke Twitter, dengan tidak mengganggu dan Anda bisa mengatur dan menyesuaikan skin sesuai dengan keinginan Anda.
File Size: 1.31 MB
Publisher: Google
OS Support: Windows 2000/XP/2003/Vista/7/8
DOWNLOAD DI SINI